Jumat, 19 Juni 2009

Hasil observasi praktikum lahan basah di Negara dan Loksado.

Sekilas tentang Negara

Pada saat melakukan praktikum lahan basah dengan melakukan observasi ke Negara, hal pertama yang dapat disimpulkan adalah bahwa daerah Negara letaknya cupupjauh dari pusat kota yaitu kota kandangan. Daerah Negara hamper seluruhnya merupakan daerah rawa yang diubah menjadi suatu kota kecil. Jalan menuju Negara merupakan jalan tanah yang melewati daerah-daerah rawa, disisi-sisi jalan hanya terlihat hamparan rawa yang sebagian sudah diolah menjadi tanah pertanian, peternakan ikan atau yang belum diolah sama sekali. Begitu sampai di kota Negara itu sendiri, daerahnya merupakan tempat pemukiman yang padat tanpa adanya tata kota sehingga terlihat kumuh. Observasi kami kali ini juga dilakukan di daerah rawa negara itu sendiri. Untuk menuju rawa itu sendiri kami menggunakan kapal (kelotok) yang merupakan alat transportasi yang cukup banyak digunakan disana. Rawa di negara sangat luas dengan luas sekitar 200.000 hektar dan hanya sedikit dari lahan itu yang sudah di olah,sisanya masih merupakan lahan tidur yang banyak di tumbuhi varietas eceng gondok (ilung). Para penduduk setempat menggunakan rawa tersebut sebagai tempat mata pencahariannya antara lain memancing, sebagai kolam ikan, memelihara itik dan peternakan kerbau rawa nya yang merupakan ciri khas dari negara itu sendiri. Penduduk disana mendirikan kandang ditengah rawa itu sebagai tempat kerbau mereka atau orang setempat biasa menyebutnya kalang dan mendirikan rumah terapung disamping atau tidak jauh dari kandang kerbau mereka. Setiap pagi mereka melepas kerbau mereka untuk mencari makan dan pada sore hari dimasukkan kembali ke kalang. Kerbau rawa itu sendiri biasanya 4 tahun sekali baru melahirkan anak kerbau dan mempunyai masa kehamilan 1 tahun.
Tentang penduduk negara itu sendiri, kebanyakan warga-warga disana bermata pencaharian berdagang. Berdasarkan hasil observasi kami disana penghasilan rata-rata penduduk disana kurang dari Rp.50000,- per hari, ini berarti penghasilan penduduk disana masih dibawah dari rata-rata. Bagi penduduk yang bermata pencaharian berdagang disana biasanya mendapat/membeli barang dagangan mereka seperti sayuran, bahan makanan (SEMBAKO) dan keperluan hidup sehari-hari di pasar induk di kota terdekat yaitu kandangan. Warga-warga disekitar sungai Negara melakukan MCK (Mandi. Cuci. Kakus) di sungai itu sendiri,banyak sampah dari warga-warga sekitar yang dibuang begitu saja kesungai sehingga sungai menjadi tercemar. Walau disana sudah terdapat pasokan air bersih (PDAM) dari pemerintah daerah setempat tetapi masih banyak warga yang menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari, alas an warga masih belem sepenuhnya menggunakan air dari PDAM adalah karena faktor biaya.


Sekilas tentang Loksado.

Loksado merupaka daerah pegunungan sehingga jalan menuju kesana berkelok-kelok dan naik turun khas jalan di pegunungan. Disana mempunyai potensi wisata yang sangat tinggi karena disana banyak tedapat pemandangan-pemandangan yang indah serta sungai-sungai jernih yang menjadi daya tarik tersendiri. Pemberhentian pertama kami di loksado yaitu di desa Hulu Banyu, disana pula kami menginap. Observasi kami dilakukan di desa Lok Lahung kecamatan Loksado, akses jalan disana menurut saya masih agak sulit. Penduduk disana sebagian besar bermata pencaharian petani dan berkebun, masyarakat disan juga beternak babi dan ayam, babi biasanya dijual di kota dan ayam biasanya dijual atau dikonsumsi sendiri. Hasil perkebunan penduduk disana adalah kayu manis dan kemiri, anggrek yang didapat dihutan juga biasanya dijual oleh masyarakat setempat. Dari hasil observasi kami, bamboo juga banyak terdapat di kecamatan Loksado sehingga masyarakat juga menggunakan bamboo sebagai mata pencaharian mereka. Bambu disana biasa diolah menjadi kerajinan tangan seperti tikar dan lain-lain. Selain dari sumber daya alam yang saya sebutkan tadi, dikecamatan Loksado juga masih terdapat sumber daya alam lainnya seperti pasir sungai, karet dan kelapa sawit. Lokasdo merupakan daerah yang memiliki hasil sumber daya alam yang beraneka ragam dan berlimpah. Di desa lok lahung itu sendiri sudah mendapat suplai air bersih dan listrik dari pemerintah daerah, disana penduduknya juga menggunakan panel surya dan pembangkit listrik tenagga air (PLTA) untuk kebutuhan mereka, tetapi sekarang PLTA disana sudah tidak digunakan lagi karena sudah medapat suplai listrik dari pemerintah. Untuk sarana pendidikan disana terdapat sekolah 1 atap, jadi masyarakat disana sudah tidak terlalu sulit lagi untuk mendapat sarana pendidikan.
Demikian sepintas penjelasan saya tentang hasil observasi kami dan apa yang bisa saya simpulakan setelah melakukan praktikum lahan basah kali ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar